10 Jun 2021
Usus manusia adalah rumah bagi 90% mikroorganisme yang dikenal sebagai mikrobioma usus manusia. Para ilmuwan mendefinisikan mikrobioma usus sebagai jumlah total mikroorganisme, termasuk bakteri, archaea, jamur, dan gen mereka yang hidup di usus manusia.
Para ilmuwan telah mampu menetapkan bahwa mikrobioma usus yang sehat adalah mikrobioma yang sangat padat dan beragam.
Mikrobioma usus tidak hanya memiliki hubungan dengan masalah terkait makanan dan penyakit sistem pencernaan seperti obesitas, kanker usus besar, sindrom iritasi usus besar (IBS), intoleransi makanan, defisiensi mikronutrien, kolesterol, dan penyakit hati. Pun penyakit yang tampaknya tidak ada hubungannya dengan saluran pencernaan kita, seperti diabetes, masalah kesehatan mental termasuk kecemasan, depresi, gangguan kekebalan, penyakit kulit, dan alergi non-makanan.
Pada dasarnya, kesehatan di bagian dalam tubuh sangat penting untuk kesejahteraan fisik dan mental.
Bagaimana kita bisa mendapatkan usus yang sehat? Sejumlah faktor memainkan peran penting dalam membentuk kesehatan usus kita, seperti gaya hidup, olahraga, pengaruh genetik, dan obat-obatan. Probiotik, prebiotik dan postbiotik dapat berperan aktif dalam kesehatan usus.
1. Prebiotik
Selama beberapa dekade, para ilmuwan telah membuktikan bahwa semua jenis serat, penting untuk kesehatan.
Namun, tidak semua serat memberikan efek menguntungkan dengan cara yang sama. Jenis serat tertentu yang disebut serat prebiotik, berinteraksi secara langsung dan positif dengan mikrobioma usus kita. Penting untuk diingat, meskipun semua jenis serat baik untuk kita, tidak semuanya dapat disebut prebiotik
Selama beberapa dekade, Puratos telah mengemban misi untuk meningkatkan kualitas (rasa, tekstur, dan nilai gizi) dari makanan yang kita makan dan membantu konsumen menjalani hidup yang sehat. Jadi, sebagai bagian dari upaya inovasi kami, kami telah mengembangkan roti lezat yang kaya akan serat prebiotic, yang membuat konsumen dan usus mereka senang!
2. Postbiotik
Postbiotik adalah campuran sel bakteri yang tidak aktif, komponen sel (misalnya, beta-glukan) atau zat yang diproduksi oleh bakteri usus (misalnya: asam lemak rantai pendek). Substansi postbiotik bermanfaat bagi tubuh kita dan mereka dapat memiliki peran imunomodulasi, efek anti-inflamasi, aktivitas antioksidan, dan antihipertensi di antara banyak manfaat kesehatan lainnya. [8]
Untuk fokus solusi prebiotic, Puratos mempersembahkan Happy Gut, sebagai bentuk peran utama dalam solusi postbiotik yang mewakili masa depan, dan merupakan subjek utama dari upaya penelitian jangka panjang kami.
3. Probiotik
Terakhir, penggunaan mikroorganisme “baik” yang hidup – probiotik – yang ditambahkan ke yoghurt dan produk susu fermentasi lainnya, juga dapat memberikan manfaat kesehatan bagi tubuh kita. Terlepas dari peran yang mereka mainkan dalam kesehatan usus, untuk saat ini, probiotik belum menjadi topik penelitian Puratos. Sebab, dalam pembuatan bakery dan patisserie, akan selalu melalui proses pemanggangan yang menggunakan suhu panas tinggi. Jadi, sepertinya tidak memungkinkan bagi si organisme ini akan tetap hidup pada saat produk kami sudah matang.
Tertarik dengan Happy Gut? Baca selengkapnya disini
- https://www.eufic.org/en/healthy-living/article/the-role-of-gut-microorganisms-in-human-health
- Thursby E, Juge N. Introduction to the human gut microbiota. Biochem J. 2017; 474(11):1823-36.
- https://thegutstuff.com/about/
- https://www.eufic.org/en/healthy-living/article/gut-microbiotas-effect-on-physical-and-mental-health-mynewgut
- Rinninella E, et al. What is the Healthy Gut Microbiota Composition? A Changing Ecosystem across Age, Environment, Diet, and Diseases. Microorganisms. 2019 Jan 10;7(1):14.
- Makki et al. The impact of dietary fiber on gut microbiota in host health and disease. 2018 Cell Host Microbe 23, 6, 705-715
- https://www.nutrition.org.uk/healthyliving/basics/fibre.html
- https://isappscience.org/for-scientists/resources/prebiotics/
- Aguilar-Toalá, J. E., et al. "Postbiotics: An evolving term within the functional foods field." Trends in Food Science & Technology 75 (2018): 105-114.
